Jika kita mau merenung barang sebentar tentang perintah Allāh kepada malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam as. Mungkin kita akan dapati sebuah pertanyaan "Apakah iblis juga golongan dari malaikat? Karena objek yang disasar (khiṭāb) dari perintah bersujud adalah para malaikat, dan karena salah satu malaikat yaitu iblis enggan melaksanakannya maka ia layak untuk mendapat laknat. Dari asumsi ini akan kita dapati bahwa iblis adalah golongan malaikat.
Namun di sisi lain sebagaimana yang kita tahu bahwa malaikat adalah makhluk yang senantiasa taat, maka bagaimana mungkin salah satu malaikat durhaka kepada Allah, maka iblis bukanlah golongan malaikat.
Lantas mengapa Allāh menghukum Iblis karena enggan bersujud kepada Nabi Adam as. bukankah yang diperintah untuk bersujud hanyalah malaikat saja? Sebagaimana firman Allāh Swt.
وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ أَبَىٰ وَٱسۡتَكۡبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS. al-Baqarah:34).
Syaikh Fāḍil as-Samirā'i memberikan analisis yang cukup menarik dalam salah satu ulasannya, beliau menjawab: "Iblis bukanlah malaikat dan bukan juga bagian dari genus malaikat, akan tetapi iblis adalah bahagian dari genus jin" sebagaimana firman Allāh berikut:
وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ كَانَ مِنَ ٱلۡجِنِّ فَفَسَقَ عَنۡ أَمۡرِ رَبِّهِۦٓ
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya… (QS. al-Kahf: 50).
Adapun jin bukan juga golongan malaikat, dengan alasan firman Allāh:
وَيَوۡمَ يَحۡشُرُهُمۡ جَمِيعٗا ثُمَّ يَقُولُ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ أَهَٰٓؤُلَآءِ إِيَّاكُمۡ كَانُواْ يَعۡبُدُونَ. َالُواْ سُبۡحَٰنَكَ أَنتَ وَلِيُّنَا مِن دُونِهِمۖ بَلۡ كَانُواْ يَعۡبُدُونَ ٱلۡجِنَّۖ أَكۡثَرُهُم بِهِم مُّؤۡمِنُونَ
Artinya: Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allāh mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allāh berfirman kepada malaikat: "Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?". Malaikat-malaikat itu menjawab: "Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu". (QS. Saba': 40-41).
Dari dua ayat tersebut tampaklah jelas bahwa iblis bagian dari jin, dan jin bukanlah golongan malaikat.
Dalam hal ini Syaikh Fāḍil as-Samirā'ī menggunakan dua argumentasi kuat secara bersamaan. Pertama pembuktian dengan keterangan alquran dan yang kedua pembuktian dengan rasionalitas logika mantik yang masuk dalam pembahasan silogisme (qiyas), lebih tepatnya silogisme kategoris (qiyas iqtirānī) atau juga dikenal sebagai silogisme Aristotelian, karena Aristoteles adalah orang yang mula-mula menyusun, merangkai dan menjadikannya sebagai cara menalar yang rapi dan sistematis. Sederhananya analisis tersebut bisa dipetakan sebagai berikut:
Premis mayor (muqaddimah kubra): Semua Jin bukan golongan dari Malaikat (QS. Saba': 40-41).
Premis minor (muqaddimah ṣugra): Iblis adalah golongan dari jin (QS. al-Kahfi: 50).
Konklusi (nātijah): Maka Iblis bukanlah malaikat.
Terakhir akan kita selesaikan persoalan mengenai penyebab iblis mendapat laknat dari Allāh. Sebenarnya Allāh memerintahkan Iblis untuk bersujud kepada Nabi Adam as ketika Allāh juga memerintah malaikat untuk juga bersujud. Sesungguhnya Allāh memerintahkan malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam di satu sisi dan memerintahkan Iblis secara khusus di sisi lain. Argumentasinya adalah firman Allāh:
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسۡجُدَ إِذۡ أَمَرۡتُكَۖ
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?..." (QS. al-'A'rāf: 12).
Ayat ini menegaskan bahwa Allāh juga memerintahkan Iblis untuk bersujud kepada Nabi Adam melalui redaksi "Iż Amartuka", Adapun yang menjadi sebab laknat Allāh adalah durhaka dari perintahNya dan takabbur akan asal mula penciptaannya.
Wallāhu a'lam
#quran #learn #analitik #komparasi #maudui #tahlili #tematik