"Demi Masa, Sesungguhnya Manusia dalam keadaan rugi , Kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati dalam kebenaran serta nasihat menasihati dalam kesabaran "
Ayat di atas mengandung pesan mendalam bahwa manusia harus memanfaatkan waktu yg ada dengan sebaik-baiknya, waktu yang terpakai tidak akan terulang kembali. Allah berkali kali bersumpah dengan waktu (waktu ashar, waktu Dhuha, waktu fajar) semua itu bukan sekedar pemanis, namun menjadi sesuatu yang harus kita renungkan betapa pentingnya sebuah kata bernama "waktu".
Selama ini kita banyak menghabiskan waktu secara percuma hanya demi permainan yang tak bermanfaat demi kesenangan sesaat. Parahnya, kita malah menyita semua waktu yang kita punya hanya untuk memuaskan nafsu dengan bermaksiat.
Hingga akhirnya, akan muncul penyesalan dalam diri kita karena tak bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Yaitu, kita menyesal karena waktu yang terlewat tak mungkin dapat diulang. Menyesal juga karena waktu yang dikiranya masih panjang ternyata teramat singkat. Kemudian, penyesalan-penyesalan lain pun akan muncul seiring berjalannya waktu.
Imam Syafi'i mengatakan “waktu bagaikan pedang, jika kamu tidak bisa mengendalikan nya, maka kamu akan ditebas”. Lalu bagaimana cara mendapatkan kesempatan kedua,? Memberikan kesempatan kedua bukanlah tindakan yang sembarangan, tetapi sebuah peluang dalam diri untuk kembali membentuk pertumbuhan pribadi dan perbaikan.
Seiring dengan memberikan kesempatan kedua, penting juga untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan positif dan memberikan dukungan yang dibutuhkan seseorang.
Dengan demikian, kesempatan kedua bukan hanya tentang memberikan peluang kedua, tetapi juga tentang menciptakan landasan untuk keberhasilan jangka panjang.
Selama Allah masih memberikan usia yang panjang dan waktu luang, manusia selalu diberikan kesempatan untuk berbuat lebih baik setiap harinya.Tergantung bagaimana ia menyadari kesalahan kesalahan masa lalu dan berjanji untuk terus memperbaiki diri dikesempatan yang akan datang.
Allah adalah dzat yang maha pengampun dan pemberi maaf. Dia membuka lebar pintu maaf bagi siapa saja yang mengetuknya.
qDengan sifat pengampun dan pemaat itulah, Allah Swt. menunjukkan bahwa Dia akan selalu memberikan kesempatan kepada hamba-hamba-Nya untuk kembali ke jalan yang benar dan untuk bertaubat kepada-Nya.
Artinya, kesempatan kedua selalu ada untuk kita bangkit setelah gagal, kembali setelah keliru, berbelok setelah salah arah, dan bahagia setelah bersedih.