• 23 Dec, 2024

Membunuh Rasa Kepemilikan di Momen “Idul Adha”

Membunuh Rasa Kepemilikan di Momen “Idul Adha”

 

Nerassuara.com - Hari raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1445 H bertepatan pada Senin (17/06/2024). Idul Adha, merupakan salah satu hari raya besar dalam Islam, dikenal juga sebagai Hari Raya Kurban atau yaumun Nahr . Pada hari ini, umat Muslim di seluruh dunia melaksanakan ibadah kurban sebagai simbol kepatuhan dan ketakwaan kepada Allah SWT. 

 

Momen ini diharapkan menjadi perayaan yang demikian bermakna, sebab umat Muslim dapat merasakan kebersamaan dengan keluarga, teman, dan tetangga. 

 

Selain itu, Idul Adha mengajarkan nilai-nilai pengorbanan, kebersamaan, dan kepedulian sosial. Namun, di balik semua itu, terdapat sebuah esensi yang sering kali terlupakan, yaitu membunuh rasa kepemilikan terhadap harta dan materi yang kita miliki, seperti kata pepatah :

 

“Setiap kita adalah Ibrahim dan setiap Ibrahim mempunyai Ismail . Ismailmu adalah sesuatu yang engkau sayangi dan kau pertahankan di dunia ini. Maka, apa pun yang ada di dunia ini yang engkau cintai dan engkau miliki, janganlah menjadikanmu lalai terhadap cintamu kepada Allah Azza wa Jalla    

 

Di samping hari raya kurban, hari raya yang identik dengan pelaksanaan ibadah haji ini jadi kesempatan untuk memupuk amal baik dengan mendalami makna dari Idul Adha sendiri. Karena menjadi perayaan kurban, tentu kita juga dapat menikmati daging serta mempererat spirit berbagi dengan sesama umat manusia.  

 

Idul Adha merujuk pada peristiwa Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengorbankan putranya, Ismail AS. Sebagai ujian ketakwaan, Nabi Ibrahim bersedia melakukannya. Namun, Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba sebagai bentuk rahmat-Nya. Dari sinilah asal mula ibadah kurban, di mana umat Muslim menyembelih hewan seperti sapi, kambing, atau domba sebagai bentuk ketaatan dan kepedulian terhadap sesama.

Membunuh rasa kepemilikan di sini bukan berarti kita harus menghilangkan kepemilikan terhadap harta benda. Lebih dari itu, ini tentang bagaimana kita memperlakukan harta yang kita miliki. Apakah kita menganggapnya sebagai titipan yang harus dipergunakan untuk kebaikan, atau kita merasa memilikinya sepenuhnya dan enggan berbagi dengan orang lain?

Pada momen Idul Adha, melalui ibadah kurban, kita diajarkan untuk melepaskan sebagian harta kita dalam bentuk hewan kurban. Tindakan ini melambangkan pengorbanan dan kesediaan kita untuk berbagi dengan orang yang kurang mampu. Dengan demikian, kita secara tidak langsung diajarkan untuk tidak terikat secara emosional terhadap harta benda.

Momen Idul Adha memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana kita seharusnya memandang harta benda. Membunuh rasa kepemilikan bukan berarti kehilangan hak milik, tetapi lebih kepada bagaimana kita mengelola dan memanfaatkannya untuk kebaikan bersama. 

Dengan demikian, Idul Adha tidak hanya menjadi perayaan ritual semata, tetapi juga menjadi sarana untuk introspeksi dan meningkatkan kualitas keimanan serta kepedulian sosial kita. Mari kita jadikan momen ini sebagai kesempatan untuk memperkuat ikatan kemanusiaan dan menghapus rasa kepemilikan yang berlebihan terhadap harta benda.

 

Marita Restyani

Santri Alkhoirot Putri Mahasiswa Ibnu Sina malang